Wawancara dengan narasumber (foto: ist/palontaraq)
Wawancara dengan narasumber (foto: ist/palontaraq)

Oleh: Kak Farid

Tulisan sebelumnya: Saya Menulis, maka Saya (masih) ada!

PALONTARAQ.ID – Hi, Sahabat Palontara sekalian ….

Ada yang pernah mengikuti Pelatihan Jurnalistik Dasar? Nah, salah satu materi pokok yang diajarkan dalam Pelatihan tersebut adalah Teknik Menulis Berita, tentang How to write a news.

Sebelum suatu berita ditulis, ada yang namanya proses mencari berita, mewawancarai banyak sumber untuk mendapatkan informasi yang berimbang mengenai suatu peristiwa yang terjadi.

Nah, biasanya seperti itulah pokok pekerjaan seorang jurnalis atau wartawan.

Bagaimana seorang wartawan dapat begitu gesit dan cepat mendapatkan berita?

Bagaimana seorang wartawan mewawancarai sumber berita, sehingga terkadang seperti tak kehabisan pertanyaan, dari satu pertanyaan berlanjut ke pertanyaan berikutnya.

Wawancara. (foto: ist/palontaraq)
Wawancara. (foto: ist/palontaraq)

Malahan sering terjadi, seorang narasumber yang kadang kewalahan menjawab pertanyaan si wartawan, apalagi jika narasumber dikerubuti oleh banyak wartawan.

Maka meski tanpa dikomando, pertanyaan para wartawan itu biasanya akan saling sambung menyambung mempertanyakan tentang satu hal, atau banyak hal yang terkait, mengenai peristiwa yang disedang didalaminya.

Lihat pula: Dari Foto ke Tulisan

Nah, gaes ….

Seorang wartawan atau jurnalis itu dibekali pengetahuan tentang “Rumus bertanya”.

Wawancara. (foto: ist/palontaraq)
Wawancara. (foto: ist/palontaraq)

Apa itu? Ya, tentang Pokok-pokok informasi yang harus diketahui dari sumber dalam bentuk pertanyaan: Apa (What?), Siapa (Who?), Kapan (When?), Dimana (Where), Mengapa (Why?), dan Bagaimana (How?)

Jika disingkat “Rumus bertanya” itu menjadi 5 W + 1 H, suatu rumusan cara bertanya yang sudah mendarah daging bagi wartawan dalam mengungkap informasi/mengorek keterangan dari narasumbernya.

Tentu saja seorang Jurnalis atau wartawan, tak hanya harus cerdas dalam bertanya, tapi juga tentang bagaimana cara bertanya, tetap memperhatikan kondisi dan suasana, adab, siapa lawan bicaranya, dan lingkungan dimana jurnalis berada.

Wawancara. (foto: ist/palontaraq)
Wawancara. (foto: ist/palontaraq)

Jadi, seperti halnya di sekolah atau di kampus, seorang siswa atau mahasiswa yang sering bertanya, itu sama sekali bukan tanda kebodohan.

Banyak bertanya adalah cara mendapatkan pengetahuan, juga menegaskan apa yang telah kita ketahui sebelumnya.

Lihat pula:  Tips Menulis Resensi Buku

Nah, gaes ….

Bisa saja seorang jurnalis atau wartawan itu sudah tahu apa yang terjadi dari narasumber lain, tapi dia bertanya lagi ke narasumber yang berbeda.

Itu maksudnya untuk mendapatkan kekayaan informasi, kelengkapan keterangan dari banyak narasumber, serta memastikan (atau bisa juga membandingkan) informasi yang didapatnya itu sudah benar dan dapat dibenarkan.

Wawancara. (foto: ist/palontaraq)
Wawancara. (foto: ist/palontaraq)

Kesalahan terbesar seorang jika selalu menganggap bahwa bertanya itu sebagai salah satu tanda kebodohan. Sekali lagi, itu kesalahan besar.

Justru seseorang yang gemar bertanya, layaknya wartawan atau jurnalis menandakan bahwa seseorang itu ingin mematangkan informasi yang diterimanya atau pengetahuan yang telah didapatkannya.

Dalam banyak kasus, tentang praktek wawancara, ada banyak hal dari informasi atau keterangan narasumber, menimbulkan pertanyaan baru.

Keseluruhan informasi, keterangan atau pengetahuan dari narasumber, itulah yang kemudian diolah menjadi berita (news), atau jenis tulisan lain.

Lihat pula: Failing to Become a Successful Writer, Why?

Nah, jika ingin mendapatkan kekayaan informasi dan pengetahuan, maka seharusnya siapapun dia, khususnya bagi pembelajar, siswa atau mahasiswa, harusnya meniru cara bertanya seorang jurnalis atau wartawan.

Jadi, bertanyalah dengan 5 W + 1 H! (*)

Lihat pula: Amanah Waktu bagi Wartawan

 

(* Penulis adalah mantan Jurnalis, pada beberapa media mainstream, diantaranya SKU Himbauan, Berita Kota Makassar (BKM), Harian Ujungpandang Ekspress (Upeks).

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini