Oleh: Kak Farid

Related Post: Mengenal PUEBI sebagai Pondasi Tulisan

PALONTARAQ.ID – Teman dan sahabat sekalian pengunjung Rumah Baca Palontaraq, pernahkah kalian bingung terkait penulisan kata maha.

Nah, kakak kasih tahu ya, bahwa penulisan kata maha itu sebagaimana diatur pemakaiannya dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) sebenarnya ada dua. Ada yang dipisah dan ada yang disambung.

PUEBI
PUEBI. (foto: ist/palontaraq)

Yang pertama, penulisannya dipisah ketika kata maha bertemu kata berimbuhan, misal: Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Mengetahui, dan lain sebagainya.

Bentuk maha yang diikuti kata turunan yang mengacu pada nama atau sifat Tuhan ditulis terpisah dengan huruf awal kapital.

Misalnya:

Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.
Kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Pengampun.

Lihat pula: Apa dan Bagaimana itu PUEBI?

Yang kedua, penulisannya disambung ketika kata maha bertemu langsung dengan kata dasar, misal: mahasiswa, mahakuasa.

Bentuk maha yang diikuti kata dasar yang mengacu kepada nama atau sifat Tuhan, kecuali kata esa, ditulis serangkai.

Pengecualian untuk Maha Esa, meskipun kata maha bertemu kata dasar, penulisannya dipisah karena mengikuti penulisan di Pancasila.

Misalnya:

Tuhan Yang Mahakuasa menentukan arah hidup kita.
Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita.

Nah, demikian yang dapat penulis bagikan ke teman dan sahabat pengunjung Rumah Baca Palontaraq. Semoga bermanfaat adanya. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini